Jumat, 21 Agustus 2015
Kamis, 20 Agustus 2015
Generasi Muda Sulawesi Tengah Berkarakter: Wacana Kurikulum Sejarah Berbasis Kelokalan
Pada pelaksanaan Olimpiade Sejarah Nusantara yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 16 Oktober 2014, muncul sebuah fenomena unik. Pada babak final yang mempertemukan tiga SMA yang cukup populer di kota Palu yaitu; SMAN 3 Palu, SMAN 2 Palu dan SMKN 2 Palu, muncul lima butir soal rebutan yang menyangkut sejarah lokal Sulawesi Tengah. Dari kelima butir soal tersebut, tidak ada satupun yang berhasil dijawab dengan benar oleh para peserta. Para audiens yang hadir terutama dari kalangan guru sejarah pun tidak mampu menjawab soal tersebut. Lima butir soal yang ditanyakan pun cukup sederhana yaitu;
a. 1. Siapa nama lengkap Guru Tua yang merupakan pendiri perguruan Alkhairaat?
b. 2. Siapa nama penyebar islam pertama di Sulawesi Tengah?
c. 3. Siapa nama pahlawan daerah Sulawesi Tengah yang berasal dari Kabupaten Sigi?
d. 4. Siapa nama gubernur pertama Sulawesi Tengah?
e. 5. Siapa nama tokoh yang memimpin perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Salumpaga pada tahun 1919?
STAIN Dato Karama: Identitas yang Kini Tinggal Kenangan
Penulis: Jefrianto
Mahasiswa Sejarah Angkatan 2008. Wartawan Harian Mercusuar
Nama adalah perwujudan sebuah identitas yang melekat sebagai simbol. Melalui nama, orang akan lebih mudah mengenali sebuah simbol dan identitas yang melekat bersamanya. Ketika sebuah nama sudah melekat kepada sebuah simbol hingga menyatu menjadi sebuah kesatuan, pergantian nama terkadang menjadi sesuatu yang tidak lumrah dan butuh waktu untuk kembali membangun identitas.
Mahasiswa Sejarah Angkatan 2008. Wartawan Harian Mercusuar
Nama adalah perwujudan sebuah identitas yang melekat sebagai simbol. Melalui nama, orang akan lebih mudah mengenali sebuah simbol dan identitas yang melekat bersamanya. Ketika sebuah nama sudah melekat kepada sebuah simbol hingga menyatu menjadi sebuah kesatuan, pergantian nama terkadang menjadi sesuatu yang tidak lumrah dan butuh waktu untuk kembali membangun identitas.
Salah satu yang mengalami hal tersebut adalah STAIN Dato Karama Palu. Simbol ketokohan Dato Karama yang sudah terlanjur melekat pada identitas salah satu institusi pendidikan tinggi islam berstatus negeri ini, harus rela “dilepaskan” karena terganjal pada aturan dan demi meloloskan prasyarat untuk beralih status menjadi IAIN.
Menarik untuk membicarakan sejarah dari institusi pendidikan islam ini dengan berbagai kisah menarik di sekelilingnya. Institusi pendidikan yang satu ini telah melalui berbagai macam peristiwa dalam perkembangannya. Jatuh bangunnya menjadi romansa tersendiri dalam perjalanannya menjadi satu-satunya institusi pendidikan islam negeri di Sulawesi Tengah.
Langganan:
Postingan (Atom)